Pemberian Amplop ke Kiai Dipersoalkan, Luhut: Nggak Ada Apa-apanya
LABUHANBATU, iNews.id – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemberian amplop saat bersilaturahmi ke Kiai Zubair Muntasir, Bangkalan, Madura merupakan hal biasa.
Luhut pun menilai, pihak yang mempersoalkan pemberian amplop dan ramai dibicarakan di media sosial merupakan pekerjaan orang sakit hati.
“Itu (amplop) nggak ada apa-apanya, jangan kaitkan ke mana-mana, hanya (ngasih) ke orang sakit saja,” katanya saat meninjau lokasi bandara di Bilah Hulu, Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (4/4/2019).
Sikap Luhut yang memberikan amplop atau salam tempel saat sowan ke Kiai Zubair Muntasir Bangkalan, sempat ramai di media sosial.
Menanggapi hal itu, Sekretaris PW GP Ansor DKI Jakarta, Dendy Zuhairi Finsa meminta masyarakat dan warganet berpikir obyektif tentang tradisi pemberian amplop, hasil bumi atau apa pun kepada kiai.
“Itu istilahnya bisyaroh atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh," ujar Dendy dalam keterangan tertulisnya.
Dendy mengungkapkan, apa yang dilakukan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan kepada Kiai Zubair Muntasir, Bangkalan, Madura, beberapa waktu lalu, sebagai bentuk penghormatan kepada kiai.
“Kiai Zubair itu sesepuh Bangkalan. Cicit dari Syaikhona Cholil. Pengasuh Pesantren Nurul Cholil, Demangan. Beliau biasa menerima kunjungan siapa pun. Termasuk kunjungan pejabat negara, politisi sampai rakyat jelata biasa sowan kepada beliau. Jadi kunjungan Pak Luhut ke sana, tak usah digoreng untuk menghina kiai,” tandasnya.
Menurut Dendy, sebelum Luhut berkunjung ke kediaman Kiai Zubair, Politisi Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, yang merupakan partner koalisi pendukung Prabowo, juga sowan ke Pesantren Nurul Cholil, pada 26 Maret 2019.
“Mas Agus sowan ke Kiai Zubair, 26 Maret lalu. Di sana Mas Agus juga meminta doa dan dukungan untuk Partai Demokrat. Banyak kok beritanya di media. Menurut saya itu hal biasa. Kiai selalu menghormati siapa pun yang menjadi tamunya,” ujar Dendy.
Menurut dia, di antara bentuk penghormatan kepada tamu dalam ajaran Islam, adalah menerima apapun pemberian tamu kepada tuan rumah. Begitu juga sebaliknya, tuan rumah berkenan menjamu tamunya secara terhormat.
“Itu bentuk ikroman, penghormatan, memulyakan sesama. Terlebih jika dikaitkan dengan tradisi penghormatan terhadap ilmu. Santri atau murid memberi sesuatu kepada gurunya itu bentuk penghormatan. Pak Luhut sudah lama bergaul dengan santri dan Kiai. Sering berkunjung ke Kiai, beliau paham itu sebagai bagian dari tradisi penghormatan,” bebernya.
Dendy juga mengutip pernyataan Ruhut Sitompul yang mengatakan, pemberian Luhut kepada Kiai Zubair Muntasir, untuk membantu pengobatan kiai yang baru diamputasi kakinya.
“Saya juga kalau bertamu kepada teman yang sakit atau baru sembuh dari sakitnya, tentu akan memberi sesuatu, sebagai bentuk solidaritas. Apalagi sowan ke kiai,” ujarnya.
Editor: Kastolani Marzuki