TPD Ganjar-Mahfud Sumut Ajak Anak Muda Rasakan Euforia Debat Capres, Ramses: Biar Lihat Langsung Kualitas 3 Capres

MEDAN, iNews.id - Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sumatera Utara mengajak ratusan anak muda di Kota Medan untuk ikut merasakan langsung euforia debat pertama calon presiden (capres) 2024 dengan menggelar nonton bareng di Sekretariat TPD Ganjar-Mahfud Sumut, Jalan Sei Serayu No.52, Medan, Selasa (12/12/2023) malam. Hadir dalam kegiatan nonton bareng itu, para pengurus partai politik pendukung Ganjar-Mahfud, perwakilan kelompok relawan hingga para simpatisan.
Pantauan iNews, mereka menyimak secara serius setiap pernyataan, jawaban, tanggapan hingga bantahan dari masing-masing calon presiden. Sesekali yel-yel dukungan terhadap pasangan capres juga ikut terdengar.
Wakil Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sumut, Ramses Simbolon mengatakan, pihaknya sengaja mengajak anak-anak muda untuk menonton langsung debat calon presiden (Capres) agar anak-anak muda sadar sosok seperti apa yang mereka inginkan memimpin negara ini ke depan. Apalagi anak-anak muda adalah calon pemilih dengan persentase terbanyak di pemilihan presiden mendatang.
"Agar mereka melihat langsung kualitas dari tiga calon presiden ini. Supaya mereka sadar, calon seperti apa yang sesuai dengan kepentingan anak muda. Karena kita akan mewariskan negara ini kepada mereka. Mereka yang secara statistik hari ini mencapai 52 persen dari jumlah calon pemilih," ucap Ramses.
Ramses menyebut anak-anak muda saat ini sudah cerdas untuk melihat siapa pemimpin yang mereka inginkan. Anak muda juga menurut Ramses sudah mampu menilai mana pemimpin yang punya kapasitas dan siapa yang masih harus banyak belajar.
"Kita bukan tim penilai, biarkan mereka melihat secara langsung. Jadi gak usah lagi kita tambah kurangkan. Gak usaha lagi kita provokasi. Semua bisa melihat, bisa menilai sendiri," katanya.
Berry Sihotang, salah seorang peserta nonton bareng, mengatakan selama ini banyak persepsi yang salah tentang anak muda dalam politik. Banyak yang masih beranggapan anak muda belum melek politik. Padahal anak muda hari ini sangat selektif dengan calon pemimpinnya.
"Saya ingin tegaskan, bahwa kebanyakan kita anak muda ini sekarang ditempah, berproses melalui proses dialektis. Jadi debat ini menjadi salah satu elemen penting bagi kita untuk memutuskan. Kami mengapresiasi dilaksanakannya debat ini. Jadi kami bisa menilai sendiri pasangan mana yang bisa berdialektika," ucap Berry.
Berry mengingatkan bahwa Indonesia adalah salah satu bangsa yang dibentuk lewat proses dialektika yang panjang. Sehingga sudah seharusnya seorang calon pemimpin memiliki kemampuan dialektis yang baik.
"Kalau kita mengingat sejarah, bangsa ini pun lahir dari proses bantah-bantahan. Lahir dari adu argumentasi, lahir dari proses dialektika yang sangat panjang. Jadi jika pemimpin kita ke depannya tidak punya kemampuan berdialektika, itu mungkin sangat disayangkan. Sangat mengecewakan," katanya.
Dari perdebatan perdana tadi, kata Berry, penampilan ketiganya masih relatif berimbang. Meski ada calon presiden yang melalukan serangan ke pribadi calon presiden lainnya serta masih banyaknya pembahasan hal-hal yang kurang substantif.
"Anak-anak muda sekarang lebih suka pembahasan yang substantif sebenarnya. Namun mau dikatakan bagaimana lagi, bahkan dalam prosesnya sendiri selama ini sudah ugal-ugalan dan acak-acakan," katanya.
Dari debat yang berjalan sekitar 2 jam itu, Berry mengaku mendapatkan satu pelajaran penting. Yakni pentingnya menjaga adab meski berbeda pendapat.
Editor: Nani Suherni