Viral Rumah Jagal Kucing di Medan, Gubernur Edy Rahmayadi Mengaku Kaget dan Miris

MEDAN, iNews.id - Keberadaan rumah jagal kucing di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut) yang viral di media sosial membuat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi kaget. Orang nomor satu di Sumut ini tidak menyangka hewan peliharaan itu dijadikan sebagai makanan.
"Saya jujur saja kaget mendengar informasi adanya kasus penjagalan kucing-kucing untuk dijadikan makanan," kata Edy Rahmayadi, yang diposting dalam Instagram-nya, Jumat (29/1/2021).
Edy Rahmayadi mengatakan, yang lebih mengagetkan, kucing-kucing tersebut ternyata sebagian peliharaan warga yang dicuri. Sebagai pencinta kucing, Edy mengaku merasa sangat miris.
"Beberapa kucing tersebut ternyata adalah kucing peliharaan orang yang dicuri. Sebagai pencinta kucing, saya sangat miris sekali," ujarnya.
Atas kejadian tersebut, Edy Rahmayadi meminta kepada masyarakat agar tidak menjadikan kucing sebagai makanan. Masih banyak makanan lain yang lebih layak dikonsumsi.
"Jadi mohon kepada masyarakat Sumut, masih banyak makanan yang lebih layak kita makan, kucing itu adalah hewan peliharaan, tak layak dijadikan makanan. Mari sama-sama kita hindari diri kita dari perilaku buruk tersebut," kata Edy Rahmayadi.
Kasus jagal kucing di Kota Medan yang viral di media sosial masih didalami kepolisian. Sejauh ini, polisi masih melakukan penyelidikan dan belum menetapkan tersangka terkait lokasi jagal kucing yang dagingnya dijual seharga Rp70.000 per kilogram.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan saat ini pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi terkait lokasi jagal kucing tersebut. Namun, dia tidak merinci berapa orang saksi yang diperiksa terkait lokasi jaga kucing tersebut.
"Masih dalam pendalaman. Saat ini penyidik masih memeriksa sejumlah saksi," ujar Hadi, Jumat (29/1/2021).
Diketahui, rumah jagal kucing di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kota Medan, Sumatra Utara viral di media sosial. Di lokasi ini ditemukan beberapa kucing dalam kondisi sudah dimutilasi diduga untuk dijual dagingnya.
Pantauan iNews, tempat jagal ini tampak seperti rumah pada umumnya yang berlokasi di permukiman warga. Keterangan warga setempat, mereka memang rata-rata sudah mengetahui aktivitas jagal di rumah tersebut.
Menurutnya, aktivitas jagal kucing berlangsung setiap hari. Daging kucing ini dijual untuk dikonsumsi sambil minum tuak atau disebut tambul. "Saya gak tahu berapa ekor setiap hari. Tapi yah setiap hari ada aja," kata warga setempat.
Editor: Maria Christina