NIAS SELATAN, iNews.id - Nasib memilukan dialami bocah perempuan berinisial NN (10) warga Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara. Selama bertahun-tahun korban diduga menjadi korban penganiayaan keluarganya.
Kisah pilu bocah ini viral di media sosial. Apalagi kondisi kaki korban yang patah diduga akibat penganiayaan tersebut. Berikut ini sejumlah fakta yang dirangkum iNews terkait kasus bocah korban penganiayaan di Nias Selatan.
7 Fakta Bocah Perempuan Dianiaya Keluarga di Nias Selatan:
1. Awal Mula Kasus Terungkap
Selama bertahun-tahun, bocah NN diduga mengalami penyiksaan dari keluarganya. Mereka yakni kakek, nenek, tante dan paman kandung korban.
Penderitaan yang dialami korban berakhir berkat salah seorang warga mengunggah kisahnya itu di media sosial pada Minggu (26/1/2025).
"Ini sungguh perlakuan biadab dari kecil sampai menuju umur 10 tahun disiksa habis oleh Kakek, Nenek, Bapak Udanya dan Tantenya," tulis akun Facebook Lider Giawa.
2. Ditinggal Ayah dan Ibu Merantau sejak Umur 3 Tahun
Bocah NN ditinggalkan ayah dan ibunya yang telah bercerai. Keduanya merantau dan korban dititipkan di rumah keluarganya. Sejak itulaj korban diduga tidak mendapatkan perlakuan baik, terlebih kasih sayang dari sang kakek, nenek, tante dan pamannya.
Korban disuruh kerja keras dan kakinya bengkok diduga akibat penganiayaan.
"Kedua orang tuanya telah lama bercerai dan pergi merantau ke luar Nias. Anak itu dititip ke keluarga dekat orang tuanya," ujar Humas Polres Nias Selatan Bripda M Diwan Hulu saat dikonfirmasi MNC Media, Selasa (28/1/2025).
3. Sang Tante Jadi Tersangka
Tante korban berinisal D (18) ditetapkan tersangka atas dugaan penganiayaan terhadap keponakannya NN. Tersangka menganiaya dengan cara mencubit paha kanan atas korban hingga mengakibatkan luka lebam.
"Satu orang sudah ditetapkan tersangka berinisial D. Hal itu berdasarkan hasil visum luar dan berkesesuaian dengan keterangan korban (bocah)," kata Kapolres Nias Selatan AKBP Ferry Mulyana Sunarya, Rabu (29/1/2025) Siang.
4. Motif Penganiayaan
Motif dari tersangka menganiaya korban dipicu lantaran kesal handphone miliknya dipinjam namun tak dikembalikan.
"Motif penganiayaan karena kesal. Handphone tersangka dipinjam korban dan tak diberikan, lalu dicubit paha atas sebelah kanan korban hingga luka lebam," kata Kapolres.
5. Keberadaan Orang Tua Korban Tak Diketahui
Kendati kisah bocah NN viral di media sosial, namun nyatanya keberadaan ayah dan ibunya korban masih misteri. Sampai saat ini mereka yang sudah bercerai dan sama-sama pergi merantau tak diketahui keberadaannya.
Sang ayah dikabarkan merantau ke Aceh. Sementara ibunya ke Medan.
"Orang tuanya telah lama pergi dan menitipkan NN kepada keluarganya sejak dia berumur 3 tahun. Namun sampai saat ini keberadaan keluarga tersebut tidak diketahui," ujar Kapolres Nias Selatan, Kamis (30/1/2025).
6. Dinkes Sumut Sebut Kaki Korban Bawaan Lahir
Kepala Bidang Pelayanan Dinkes Sumut dr Nelly Fitriani menyebut hasil pemeriksaan medis kaki NN yang bengkok merupakan kelainan bawaan lahir.
"Hasil rontgen sudah keluar. Dari foto thorax, ditemukan kelainan tulang belakang melengkung, yang merupakan kelainan kongenital atau bawaan lahir. Pada kaki juga tidak tampak ada patahan, jadi kondisi tersebut sudah ada sejak lahir," jelas dr. Nelly, Jumat (31/1/2025).
Korban juga mengalami stunting dan memiliki bentuk kaki O.
"Namun, secara umum kondisinya dalam keadaan sehat dan tidak memerlukan rujukan ke RSUP Haji Adam Malik," katanya.
7. Pengakuan Tetangga Kaki Korban Normal
Tetangga korban bernama Ukiran Giawa mengaku mengetahui dengan jelas keadaan bocah NN saat berusia 3 tahun. Ketika itu korban ditinggal kedua orang tuanya.
Dia mengatakan bocah NN lahir sehat dan tidak ada kelainan di kaki. Bahkan bisa berdiri normal seperti anak-anak pada umumnya.
"Dulu kakinya itu tidak seperti sekarang, dulu sehat tidak bengkok, saat ditinggal orang tuanya umur 3 tahun dia sehat, gemuk dan kakinya normal belum bengkok," kata Ukiran Giawa saat dihubungi iNews, Sabtu (1/2/2025).
Bahkan diungkapkan tetangga tersebut, dia sering ke rumah bocah NN untuk membeli bahkan memasak. Sebab rumah NN merupakan kantin yang berada di belakang SD Hilikara.
Kasus ini menjadi dilema di tengah masyarakat. Di satu sisi, ada kesaksian dari tetangga yang melihat NN dengan kaki normal. Di sisi lain, hasil pemeriksaan medis yang menunjukkan kelainan bawaan lahir.
Polisi masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Masyarakat berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dan NN mendapatkan keadilan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait