Mitos Orang Nias
Selain struktur sosial yang rumit, cerita lisan Nias, yang dikenal sebagai Hoho, menciptakan mitos tentang asal usul orang Nias. Menurut Hoho, manusia pertama yang tinggal di Pulau Nias disebut sowanua atau ono mbela. Mereka adalah keturunan penguasa langit yang turun ke bumi menggunakan liana lagara, tumbuhan yang merambat di pohon. Beberapa dari mereka berhasil mencapai tanah, sementara yang lain tersangkut di atas pohon.
Mereka yang memilih untuk tinggal di pohon disebut sowanua/ono mbela, dan mereka dikenal memiliki kulit putih, paras cantik, dan mata biru. Sedangkan mereka yang jatuh ke tanah tinggal di gua-gua untuk menyelamatkan diri. Kemudian, mereka tidak lagi disebut ono mbela, melainkan dipanggil nadaoya, yang berarti manusia yang tinggal di gua. Secara fisik, nadaoya memiliki tubuh yang lebih besar dan kulit yang lebih gelap.
Mitologi lain yang terkait dengan Pulau Nias adalah Sigaru Tora’a (pohon kehidupan) yang terletak di Teteholi Ana’a. Menurut Hoho, alam semesta dan isinya berasal dari campuran beberapa warna udara yang diaduk oleh Lowalangi.
Lowalangi menciptakan Sigaru Tora’a yang menghasilkan seekor laba-laba emas. Dari buah ini lahir sepasang dewa, Tuhamora’aangi Tuhamoraana’a (laki-laki) dan Burutiroangi Burutiraoana’a (perempuan). Dari semua putra mereka, yang paling bungsu, Luo Mewona, yang berhasil mencabut Sigaru Tora’a.
Saudara-saudara yang kalah dalam sayembara ini diasingkan ke Pulau Nias, dan hanya lima orang yang berhasil sampai di sana dan menjadi leluhur orang Nias. Sementara yang lain mengalami nasib berbeda, seperti menjelma menjadi naga penopang bumi bernama Da’oZanaya Tano Sisagoro, menjadi hantu sungai yang disebut hadroli, atau menjadi hantu hutan yang sering disebut Bela.
Mitologi dan cerita lisan ini menjadi dasar bagi kearifan lokal dan berbagai larangan serta anjuran yang masih berlaku di kalangan masyarakat Nias hingga saat ini.
Itulah sepenggal cerita soal asal usul orang Nias. Sejarah dan budaya Suku Nias yang telah mengakar kuat di Pulau Nias tentu menjadi bagian penting dari keragaman budaya Nusantara.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait