Dalam aksi demo ini, para siswa menuntut kejelasan terkait nasib mereka yang tidak bisa masuk PTN tahun ajaran 2025. Mereka syok secara psikologis karena sudah sangat berharap bisa masuk PTN lewat jalur prestasi.
Terkait hal itu, Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Medan-Deliserdang Duta Syailendra mengungkapkan jika permasalahan tersebut bermula karena operator sekolah mendisi data PDSS di hari terakhir atau injury time.
"Tetapi saya lihat keterlambatan orang ini, karena dimasukkan pada hari terakhir. Si petugasnya mengentri data di hari terakhir, tentunya pada saat ini hitam kan bahaya seperti itu," ujar Syailendra,.
Menurutnya dalam hal ini, Dinas Pendidikan sumut akan mengirimkan surat ke Kementrian Pendidikan mengingat kesalahan seperti ini terjadi di beberapa sekolah lainnya. Disdik berharap, kementerian dapat membuka kembali pendaftaran agar para siswa siswi bisa mengikuti seleksi perguruan tinggi melalui jalur prestasi.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait