Untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja, seluruh karyawan pabrik peleburan wajib menjalani pemeriksaan medis. Pemeriksaan itu dilakukan setiap enam bulan. Para pekerja juga selalu mendapatkan pembaruan informasi terkait prosedur keselamatan kerja.
"Ada mitos kalau bekerja di lingkungan yang sangat panas itu bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Termasuk kemandulan. Tapi alhamdulilah, kita selalu menjalani pemeriksaan kesehatan dan juga psikologi. Saya juga sudah berumah tangga dan memiliki anak. Tidak ada masalah," kata Yudha yang merupakan alumni Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara itu.
"Waktu istirahat kita juga diatur. Di sini dalam satu shift kerja ada 40 orang. Kita ada empat tim. Satu hari ada tiga shift. Jadi setiap hari ada tim yang istirahat. Kita tidak ingin ada yang kehilangan konsentrasi kerja karena kelelahan," ucapnya.
Manajemen kata Yudha, juga terus memperbaiki SOP keselamatan kerja untuk menciptakan lingkungan kerja tanpa kecelakaan. Salah satunya SOP tentang lalu lintas orang dan kendaraan di areal peleburan.
"Di sini kan banyak juga hilir mudik kendaraan angkut. Baik pengangkut Katoda maupun pengangkut aluminium cair hasil peleburan. Nah untuk menghindari kecelakaan fatal akibat operasional kendaraan angkut itu, diterapkan pula keharusan untuk berhenti minimal tiga detik di setiap persimpangan," kata Yudha.
Potline-1 tempat Yudha bekerja ini merupakan potline khusus dari 3 potline yang ada. Itu karena di Potline itu terdapat sejumlah tungku yang dijadikan uji coba teknologi peleburan.
Potline 1 ini juga telah menerapkan standar pelestarian lingkungan dengan meminimalisir residu sisa produksi. Tumpahan alumina, serpihan Katoda hingga karbon dan debu sisa produksi akan didaur ulang kembali sebagai bahan baku produksi.
"Produksi kita ini menghasilkan banyak karbon dan juga residu debu. Di sini karbon dan residu itu dihisap dengan instalasi khusus untuk kemudian dipisahkan yang mana residu akhir dan yang mana yang bisa didaur ulang sebagai bahan baku," ujarnya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait