Pekerja di pabrik penuangan aluminium PT Inalum di Kuala Tanjung, Batubara, Sumatera Utara membersihkan karbon dari mesin yang digunakan untuk pencetak aluminium. (Foto: iNews/Wahyudi Aulia)

Utamakan Keselamatan hingga Tak Ada Toleransi Kesalahan

Kisah Penjaga Tungku Panas di Inalum, Utamakan Keselamatan hingga Tak Ada Toleransi Kesalahan (Foto: iNews/Wahyudi Aulia)

Pemerhati Ketenagakerjaan Sumatera Utara, Yos Arion, menyebut pekerjaan di industri strategis seperti di pabrik peleburan, memang memiliki risiko tinggi. Sehingga untuk melindungi para pekerja dan memitigasi terjadi kecelakaan kerja, perlu dilakukan audit terhadap SOP keselamatan kerja secara berkala.

"Budaya untuk selalu merasa tidak aman itu perlu dibangun di para pekerja berisiko tinggi. Penyesuaian SOP selalu harus dilakukan dengan mengacu pada hasil audit yang dilakukan," kata Yos.

Selain itu, perlu pula dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pekerja secara rutin. Bukan hanya pemeriksaan kesehatan untuk jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.

"Utamanya terkait psikologis para pekerja. Bekerja di lingkungan yang berat itu pasti akan menimbulkan stres yang kemudian bisa pula menimbulkan dampak psikologis jangka panjang. Bukan hanya fisiknya saja yang dipastikan sehat, tapi juga psikisnya," ujar Yos. 

Komitmen untuk memitigasi kecelakaan kerja di tengah tuntutan untuk menjaga kualitas produksi yang dilakukan Yudha dan rekan-rekannya di Inalum, menjadi satu tonggak penting bagi bisnis perusahaan. Khususnya setelah menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Negara usai dinasionaliasi dari Jepang tahun 2013 lalu.

Sekretaris Perusahaan Inalum, Mahyaruddin Ende, mengatakan kerja keras seluruh insan Inalum telah membuat perseroan berhasil meningkatkan laba bersih tahun 2022 lalu naik hingga 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Kinerja ini sesuai dengan rencana pertumbuhan yang berkelanjutan dari perusahaan yang ditandai oleh pertumbuhan compounded annual growth rate (CAGR) 2020-2022 sebesar 38 persen. Kemudian pertumbuhan laba bersih hingga 252 persen, EBITDA 81 persen, aset 13 persen dan ekuitas 23 persen.

Key Performance Index (KPI) Inalum juga berhasil meraih skor 100,86 dan Tingkat Kesehatan Perusahaan di angka 95 persen (berpredikat sehat/AA). Pada 2023, Inalum akan fokus pada pengembangan operasional di ekosistem hilirisasi aluminium nasional. Baik dalam hal pengembangan lingkup rantai pasok aluminium maupun pengembangan energi hijau.

"Termasuk untuk mencetak target produksi double capacity demi memenuhi permintaan pasar domestik yang saat ini mencapai 1 juta ton aluminium per tahun," ujar Mahyaruddin.


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network