Suasana saat MoU antara USU, BNPT dan PT Perkebunan Nusantara Holding terkait pencegahan paham radikalisme dan terorisme. (Foto: Istimewa)

Lebih lanjut, dia memaparkan, saat ini ada lebih dari 202 juta pengguna internet, di mana 180 juta di antaranya para pengguna medsos aktif dan 30 persen dari jumlah tersebut merupakan kalangan milenial. Maka media sosial menjadi sangat rentan digunakan untuk kepentingan radikalisme dan besar sekali peluangnya dalam merekrut pengikut-pengikut baru.

“Kita wajib mengantisipasi hal tersebut, terutama dimulai di lingkungan sekolah dan kampus. Mengingat aksi radikalisme dan terorisme ini menyasar kaum muda dan wanita sebagai pelaku. Militansi dua kelompok ini diakui sangat tangguh dalam melaksanakan aksi. Semua pihak harus waspada dan ikut berperan serta, termasuk kalangan kampus. Semuanya bisa menjadi objek maupun subjek dari aksi ini,” katanya.

Boy secara khusus juga meminta USU lebih proaktif dalam mengawasi gerak-gerik para mahasiswa dan tenaga pengajar di lingkungannya, sehingga tidak memungkinkan tumbuhnya paham-paham radikalisme dan mengantisipasi lebih dini. Menurutnya, Indonesia menjadi wilayah yang sangat potensial untuk menyebarkan paham radikal, sehingga warga harus selalu mawas diri.

“Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Sumatera Utara yang mau bekerja sama dalam melawan radikalisme dan terorisme ini," ucapnya.


Editor : Donald Karouw

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network