Daftar Sebaran Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumut, Tapsel-Sibolga Terparah
MEDAN, iNews.id - Daftar sebaran korban banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara menunjukkan 34 orang tewas dan 52 warga hilang berdasarkan data Polda Sumut hingga Rabu (26/11/2025) pukul 22.00 WIB. Total korban bencana yang terjadi sejak 24–26 November itu mencapai 175 orang, dengan 1.168 warga terpaksa mengungsi ke berbagai titik aman di sejumlah daerah.
Selain itu jumlah korban luka sebanyak 88 orang terdiri atas 77 warga luka ringan dan 11 luka berat yang kini mendapatkan perawatan medis. Mereka tersebar di kabupaten/kota yang terdampak banjir dan longsor.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, berdasarkan pendataan, sedikitnya ada 148 kejadian bencana di 12 kabupaten/kota. Rinciannya 86 peristiwa longsor, 53 banjir, tujuh pohon tumbang dan dua kejadian angin puting beliung. Rangkaian bencana ini dipicu hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi berhari-hari.
“Curah hujan ekstrem memicu longsor dan banjir secara bersamaan di banyak wilayah. Petugas harus bergerak cepat untuk evakuasi dan penyelamatan,” ujarnya dikutip dari iNews Medan, Kamis (27/11/2025).
1. Tapanuli Selatan (Tapsel): 17 orang meninggal, 69 luka ringan, 4 luka berat, dan 500 warga mengungsi. Tapsel menjadi daerah dengan korban meninggal dan luka terbanyak serta salah satu kantong pengungsian utama.
2. Kota Sibolga: 8 orang meninggal, 2 luka ringan, 3 luka berat, dan 46 warga masih dinyatakan hilang. Sibolga tercatat sebagai wilayah dengan jumlah warga hilang paling banyak dalam bencana ini.
3. Tapanuli Tengah (Tapteng): 4 orang meninggal dunia. Meski tidak tercatat korban luka maupun hilang dalam data awal, wilayah ini tetap berada dalam status siaga bencana.
4. Humbang Hasundutan (Humbahas): 2 orang meninggal, 4 warga mengalami luka berat, dan 5 orang dilaporkan hilang. Longsor di beberapa titik menyulitkan proses pencarian dan evakuasi.
5. Pakpak Bharat: 2 orang meninggal dunia. Bencana didominasi longsor yang menutup akses jalan dan merusak permukiman warga di daerah perbukitan.
Editor: Donald Karouw