Ibu Muda Ditemukan Tewas Tersangkut di Aliran Irigasi Simalungun
"Setelah polisi melakukan interogasi terhadap keluarga korban diketahui bahwa Mega Pertiwi telah menderita penyakit epilepsi selama dua tahun terakhir," ujar Kapolsek Bangun, AKP Esron Siahaan, Sabtu (10/8/2024).
Dia menjelaskan, keterangan kedua orang tua Mega, Satiran dan Sumiati, pada hari sebelumnya, Jumat (9/8/2024), korban masih sempat mengantarkan anaknya ke sekolah sebelum hilang. Saat terakhir kali terlihat oleh ayahnya pada pukul 14.30 WIB, Mega sedang berada di rumah mereka di Huta IV Nagori Dolok Malela.
Saat Mega tidak kembali hingga malam hari, kata dia keluarganya mulai khawatir. Namun, mereka tidak langsung melapor ke polisi karena mengira Mega pergi ke rumah bibinya di Tebing Tinggi untuk mencari pekerjaan.
Kekhawatiran tersebut berubah menjadi kesedihan mendalam ketika mereka mendapatkan kabar mayat yang ditemukan di Tali Air Irigasi tersebut merupakan Mega Pertiwi. Identitas Mega dipastikan oleh ayahnya, Satiran yang mengenali wajah putrinya di TKP.
Menyadari riwayat penyakit epilepsi yang diderita Mega, keluarga korban menerima dengan ikhlas kenyataan bahwa kematiannya kemungkinan besar disebabkan oleh penyakit tersebut, yang mungkin memicu tenggelamnya Mega di irigasi.
Keluarga kemudian memutuskan untuk tidak melakukan visum et repertum dan menganggap kejadian ini sebagai musibah. Jenazah Mega Pertiwi kemudian dibawa pulang ke rumah duka di Huta IV Nagori Dolok Malela untuk disemayamkan.
"Kasus ini ditutup sebagai kasus non-pidana, mengingat tidak adanya indikasi kekerasan yang terlibat. Proses evakuasi dan penanganan di lokasi kejadian berlangsung dengan lancar berkat kesigapan aparat kepolisian dan kerja sama masyarakat setempat. " katanya.
Editor: Kurnia Illahi