Niat Puasa Ayyamul Bidh Digabung Senin Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِايام البيض
وَعَنْ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu Shouma Ghadin 'An adaai sunnati Ayyamul Bidh wa 'an shouma yaumal khomiis lillahi Ta'alaa
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Ayyamul Bidh esok hari dan puasa hari kamis karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Ayyamul Bidh dan Puasa Senin-Kamis boleh dilakukan pada pagi atau siang hari dengan catatan belum makan dan minum sejak pagi lalu terbersit keinginan untuk berpuasa.
Sedangkan pada puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha dan puasa kaffarah atau puasa nadzar wajib dilakukan pada malam hari sebelum masuk waktu shubuh.
Istilah yang sering digunakan adalah tabyitunniyah, atau memabitkan niat. Maksudnya, di malam hari seseorang sudah harus berniat bahwa besoknya dirinya akan melaksanakan puasa.
Asal-Usul Puasa Ayyamul Bidh
Dinamai ayyamul bidh terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi. Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15).
Ketika berpuasa pada hari pertama, sepertiga badan Nabi Adam As menjadi putih. Puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih.
Editor: Kastolani Marzuki