Sempat Viral, Gapura Batas Kota Medan Selesai Dibangun, Begini Penampakannya

MEDAN, iNews.id - Gapura batas Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) akhirnya selesai dibangun. Sempat viral, pembangunan gapura tidak menghilangkan sedikit pun identitas etnis lokal yang ada.
Disebutkan jika ada tiga gapura yang direvitalisasi. Rinciannya yakni gapura batas Kota Medan Pinang Baris di Jalan Gatot Subroto (Kampung Lalang), Gapura Batas Kota Medan Amplas (Jalan Sisingamangaraja) dan Gapura Batas Kota Medan Tuntungan (Jalan Jamin Ginting). Tidak hanya sebagai tanda batas Kota Medan dengan Kabupaten Deliserdang, ketiga gapura itu juga menjadi lambang, etalase sekaligus identitas ibukota Provinsi Sumatera Utara ini.
“Ketiga gapura juga menjadi objek rekreasi baru bagi masyarakat yang masuk mau pun keluar Kota Medan karena dilengkapi dengan taman,” kata Kadis Perumahan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan Endar Sutan Lubis dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8/2023).
Endar pun menjelaskan konsep desain ketiga gapura, termasuk arti dan makna desain tersebut. Gapura batas Kota Medan Pinang Baris, bagian kepala bervisi ke masa depan (modern), sedangkan bagian kaki dan badan berlandaskan (berakar) budaya. Sementara arti dan makna desain, paparnya, sepasang menara yang membentuk mata panah sebagai lambang kemajuan dalam pembangunan Kota Medan.
“Kemudian silloute Istana Maimun dan Masjid Raya melambangkan salah satu kejayaan Tanah Deli dan ikon Kota Medan. Selanjutnya, Keris Melayu melambangkan kekuatan dan persatuan. Lalu, warna emas yang melambangkan keberanian dan keberagaman serta motif Gorga yang melambangkan keberagaman dan kultur Batak,” katanya.
Kemudian, gapura batas Kota Medan Amplas memiliki arti dan makna desainnya tidak jauh berbeda dengan gapura batas Kota Medan Pinang Baris.
Endar mengatakan, gapura tersebut memiliki sepasang menara yang membentuk mata panah melambangkan kemajuan dalam pembangunan Kota Medan, silloute Istana Maimun dan Masjid Raya sebagai salah satu lambang kejayaan Tanah Deli dan ikon Kota Medan.
Editor: Nani Suherni