6 Upacara Adat Sumatera Utara, Nomor 4 Gunakan Boneka Panggil Roh

5. Tradisi Mangulosi
Upacara adat Sumatera Utara berikutnya ada Mangulosi. Upacara ini berasal dari kata ulos yang merupakan sebuah kain tenun khas Suku Batak yang telah ada sejak zaman dahulu.
Mangulosi atau prosesi adat mengalungkan kain ulos kepada pihak yang mengadakan pesta suka cita atau pun acara duka. Saat pesta pernikahan, kain ulos akan diselendangkan di pundak kedua mempelai. Sementra jika acara kematian, maka ulos akan diletakkan di tubuh jenazah.
Masyarakat Batak mengartikan jika upacara adat Sumatera Utara ini sebagai bentuk kasih sayang, doa, kehangatan, dan restu.
Dalam pelaksanaanya, Mangulosi dilakukan orang yang dituakan kepada kerabat yang memiliki partuturan atau kedudukan yang lebih rendah, contohnya orang tua ke anak.
6. Marari Sabtu
Upacara adat Sumatera Utara yang terakhir yakni ritual Marari Sabtu. Upacara adat ini merupakan ibadah bagi umat penganut Ugamo Malim, agama leluhur Suku Batak.
Para penganut ini biasanya disebut Parmalim. Sebutan Parmalim ditabalkan setelah Raja Sisingamangara XII mangkat. Sebelum pergi, dia menitahkan agar ajaran ini diteruskan kepada Raja Mulia, Ihutan Ugamo Malim.
Kepercayaan ini berpusat di Huta Tinggi, tepatnya di Desa Pardouman Nauli, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Hal ini ditandai dengan berdirinya Bale Pasogit yang hanya ada di daerah tersebut.
Ritual ini bertujuan untuk mensucikan diri dari dosa-dosa. Pada kesempatan tersebut, Parmalim akan diberi poda atau bimbingan agar lebih tekun dalam menjalankan nilai-nilai Ugamo Malim.
Itu deretan ucapara adat Sumatera Utara yang masih dilestarikan warga.
Editor: Nani Suherni