MEDAN, iNews.id - Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi turut memberikan dukungan kepada Palestina. Serangan udara Israel di Palestina mengakibatkan banyak korban jiwa termasuk anak-anak.
Edy menyampaikan dukungannya lewat puisi yang di-posting di Instagram-nya. Puisi itu potongan dari karya Taufik Ismal berjudul "Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu,". Dari postingannya, Edy ingin menyampaikan dia juga tidak mungkin melupakan penderitaan yang dialami warga Palestina saat ini.
Puisi ini pernah dibacakan Taufiq Ismail pada aksi menolak klaim Amerika Serikat menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Israel, di Monas, Jakarta, pada 17 Desember 2017 lalu. Dia juga pernah membakannya dalam kesempatan berbeda, termasuk saat pertemuan para pemimpin negara-negara OKI.
"Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir dan batu bata dinding kamartidurku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah," tulis Edy Rahmayadi, dikutip iNews.id, Rabu (122/5/2021).
"Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor agraria, serasa kebun kelapa dan pohon manggaku di kawasan khatulistiwa, yang dirampas mereka."
Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu-sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua, serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecil belajar tajwid Al-Qur’an 40 tahun silam, di bawahnya ada kolam ikan yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini ditetesi airmataku.
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu.
Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang dizalimi mereka – tapi saksikan tulang muda mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkan rantai amat panjangnya, pembelit leher lawan mereka, penyeret tubuh si zalim ke neraka, An Naar.
Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al-Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang dibacakan di Pusat Kesenian Jakarta, jantung kami semua berdegup dua kali lebih gencar lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu, darah kamipun memancar ke atas lalu meneteskan guratan kaligrafi
‘Allahu Akbar!’ dan ‘Bebaskan Palestina!’
Di akhir postingannya, Edy tidak lupa menyebutkan puisi itu karya Taufik Ismal. "Potongan Puisi Karya: Taufik Ismail," tulisnya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait