Choirul Anam menyebutkan, dari penyelidikan yang mereka lakukan, diketahui bahwa ada satu orang yang dipastikan meninggal dunia setelah berada di kerangkeng tersebut. Di sisi lain, Polda Sumatera Utara juga menemukan kasus kematian lainnya.
"Jadi kita menemukan, Polda juga menemukan. Saat kita sinkronkan ternyata identitasnya berbeda. Jadi kesimpulannya lebih dari satu orang. Jumlah tepatnya berapa, identitasnya siapa kami dalami dulu dan nanti disampaikan agar tidak simpang siur," kata Choirul Anam.
Choirum Anam menegaskan, bahwa kematian kedua itu akibat mengalami kekerasan.
"Dari penelusuran kita, kerangkeng itu digunakan untuk rehabilitasi. Tapi bahwa dalam rehabilitasi itu ada tindak kekerasan. Kami menemukan fakta yang sangat solid (fakta dan informasi) soal itu," pungkasnya.
Choirul Anam menuturkan, saat ini mereka terus melakukan pendalaman untuk kemudian menyimpulkan laporan secara utuh atas kasus tersebut.
"Untuk kegiatan rehabilitasinya sendiri, memang tidak berizin," ucapnya.
Editor : Stepanus Purba_block
Artikel Terkait