JAKARTA, iNews.id - Tjong A Fie adalah perantauan dari China yang sukses menjadi pengusaha di Kota Medan. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai taipan yang sangat dermawan, salah satunya dengan menyumbangkan kekayaan untuk membangun Masjid Raya Medan dan Masjid Gang Bengkok.
Kakaknya Tjong Yong Hian juga dikenal sebagai sosok yang sama. Keduanya menjadi tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan Kota Medan. Dua bersaudara ini datang dari Sungkow, Distrik Mei Xian, Guangdong, Tiongkok Selatan. Tjong A Fie lahir tahun 1857 sedangkan kakaknya Tjong Yong Hian lahir tahun 1850.
Tjong Yong Hian merantau ke Batavia pada tahun 1867, saat masih berusia 17 tahun. Namun, tiga tahun di kota yang kini disebut Jakarta, dia memutuskan pindah ke Kota Medan yang saat itu masih disebut Deli Tua.
Dikutip dari buku Benny G Setiono berjudul Tionghoa dalam Pusaran Politik, Mengungkap Fakta Sejarah Tersembunyi Orang Tionghoa di Indonesia, Tjong Yong Hian disebut memulai usaha dengan membuka toko untuk memasok berbagai kebutuhan perkebunan tembakau dan kelapa sawit milik orang-orang Belanda. Dia juga memasok buruh perkebunan dari daratan Tiongkok.
Namun, dia paling banyak mendapat keuntungan dari perdagangan candu dan rumah judi. Saat itu, buruh perkebunan sangat bergantung pada candu. Jika tidak memperoleh candu, mereka kehilangan semangat bekerja.
Saat itu, pemilik perkebunan sengaja membuat buruh bergantung pada candu dan perjudian sehingga menghabiskan penghasilannya. Saat kontrak kerja mereka selama tiga tahun berakhir, buruh tidak bisa kembali ke daerah asalnya. Situasi ini dimanfaatkan para pemilik perkebunan untuk tetap mempekerjakan mereka. Tidak perlu lagi mengeluarkan biaya mendatangkan buruh baru.
Kesuksesan Tjong Yong Hian di Medan mendorong Tjong A Fie yang saat itu berusia 18 tahun menyusulnya ke Sumatra. Pada 1880, Tjong A Fie tiba di Labuhan Deli. Dia Tidak mau tergantung pada kakaknya Tjong Yong Hian yang sudah berhasil dan dikenal sebagai pemuka masyarakat Tionghoa. Dia bekerja di toko kelontong milik Tjong Sui Fo.
Mungkin karena terbiasa menjaga toko milik ayahnya, dia tidak menemukan kesulitan. Dia melayani pembeli, memegang bagian pembukuan, menagih utang, dan pekerjaan serabutan lain. Selama bekerja pada Tjong Sui Fo, dia juga ditugaskan mengantar barang ke penjara sehingga sering mengobrol dengan para narapidana.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait