Tjong A Fie, taipan dermawan yang sumbangkan kekayaan untuk bangun Masjid Raya Medan. (Foto studio Tjong A Fie koleksi Tropenmuseum)

Karena pintar bergaul, belakangan Tjong A Fie semakin dikenal. Di Labuhan Deli, dia dipercaya menjadi pengawas kuli kontrak dari Tionghoa. 

Dia juga sering diminta menjadi penengah ketika ada perselisihan antara orang-orang Tionghoa maupun dengan pemerintah Hindia Belanda. Saat itu, sering terjadi kerusuhan di kalangan buruh perkebunan Belanda karena latar belakang suku dan etnis sehingga Belanda kerepotan. 

Pemerintah Hindia Belanda lalu mengangkatnya menjadi letnan Tionghoa. Dia diminta pindah ke Kota Medan sehingga harus berhenti bekerja dari toko Tjong Sui Fo. Dalam waktu singkat, Tjong A Fie diangkat menjadi kapten pada tahun 1895. 

Di Medan, Tjong A Fie bergaul sangat luas. Ia dikenal pedagang yang luwes dan sangat dermawan. Dia membina hubungan baik dengan Sultan Deli, Makmoen Al Rasyid Perkasa Alamsyah dan Tuanku Raja Moeda. Tjong A Fie bahkan menjadi orang kepercayaan Sultan Deli untuk mewakilinya dalam berbagai urusan bisnis. 

Reputasinya yang baik membuat namanya kian tersohor. Selain menjadi kepercayaan Sultan, Tjong A Fie menjalin hubungan dengan pedagang lain, termasuk dari Eropa dan pejabat pemerintahan setempat. Hubungan baik dengan Sultan Deli menjadi awal kesuksesan Tjong A Fie dalam bisnis. Dia mendapat konsesi penyediaan atap nipah dari sang Sultan untuk pembuatan bangsal-bangsal di perkebunan tembakau. 


Editor : Maria Christina

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network