Tjong A Fie, taipan dermawan yang sumbangkan kekayaan untuk bangun Masjid Raya Medan. (Foto studio Tjong A Fie koleksi Tropenmuseum)

Di Kota Medan, bahkan hampir di seluruh Sumatra Timur saat itu, Tjong A Fie sangat terkenal karena kedermawanannya. Banyak sekolah mendapat bantuannya, baik sekolah Kristen, Islam, maupun Tionghoa. Ia menyediakan tanah untuk pembangunan sekolah Methodis di Medan. Memberi sumbangan pada berbagai kelenteng, masjid, gereja, dan kuil-kuil Hindu. Dia juga menyumbang jam besar di puncak gedung Balai Kota lama. 

Sebagai pemimpin masyarakat Tionghoa, Tjong A Fie sangat disegani dan dihormati karena piawai memadukan kekuatan ekonomi dan politik. Kerajaan bisnisnya meliputi perkebunan, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik gula, bank, dan perusahaan kereta api. Di masa itu, lebih dari 10.000 orang bekerja di berbagai perusahaannya. Atas rekomendasi Sultan Deli, Tjong A Fie diangkat menjadi anggota dewan kota atau saat itu disebut sebagai gemeenteraad dan dewan kebudayaan atau culturraad. Tak hanya itu, dia juga diangkat sebagai penasihat oleh pemerintah Hindia Belanda untuk urusan Tionghoa. 

Hal yang luar biasa dari Tjong A Fie, meskipun memiliki banyak perkebunan, ia menentang poenale sanctie. Ini peraturan yang melindungi kepentingan para pemilik perkebunan. Jika buruh melarikan diri sebelum masa kontrak kerjanya habis, maka buruh akan dikejar dan ditangkap. Kemudian, dikembalikan atau dihukum penjara. Menurut Tjong A Fie, peraturan ini pada hakikatnya membuat nasib para buruh atau kuli kontrak tidak jauh berbeda dengan budak belian. Karena sikapnya itu, Tjong A Fie pernah dituduh para pemilik perkebunan lainnya sebagai pengkhianat. 

Tjong A Fie lalu menikah dengan Nona Chew dari Penang di Labuhan Deli dan mempunyai tiga anak. Setelah istri keduanya meninggal, dia menikah dengan Lim Kui Yap yang lahir pada tahun 1880 di Binjai. Mertuanya kepala mandor perkebunan tembakau di Sungai Mencirim yang mengepalai ratusan kuli kontrak. Dari istri ketiganya, dia memperoleh tujuh anak. Anak pertamanya Tjong Foek Yin atau Queeny Chang, kelak menulis autobiografi berjudul Memories of a Nonya. 


Editor : Maria Christina

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network