Ini Cara Orang Tua Batak Menilai Bibit, Bebet, Bobot Calon Menantu, Tidak Sembarangan!

JAKARTA, iNews.id - Bagaimana cara orang tua Batak menilai bibit, bebet, bobot calon menantu? Apakah prosesi tersebut harus dilakukan semua orang tua Batak sebelum anak mereka menikah?
Perlu diketahui bahwa pernikahan menjadi hal yang sangat sakral bagi orang Batak. Karenanya, pernikahan harus digelar sesuai dengan adat istiadat agar tidak mudah bercerai berai.
Salah satu prosesi pernikahan yang tak boleh dilewatkan dalam pernikahan suku Batak adalah menilai bibit, bebet, bobot calon menantu. Adapun caranya adalah sebagai berikut.
Dalam adat istiadat Batak, terdapat istilah Mangaririt yang berarti memilih calon menantu. Mangaririt sendiri berasal dari kata ririt yang memiliki arti ‘pilih’, ‘cari’, dan ‘pikir’.
Mangaririt sebenarnya dilakukan oleh kedua belah pihak, baik oleh orangtua pria maupun wanita. Namun pada praktiknya, prosesi ini lebih mengarah kepada orangtua pengantin pria dalam menentukan wanita yang baik yang akan menjadi menantu mereka.
Orangtua yang melakukan Mangaririt biasanya memiliki anak laki-laki yang tengah merantau dan tidak sempat mencari pasangan hidup. Oleh sebab itu, para orangtua Batak akan sibuk mencarikan calon menantu yang sesuai kriteria keluarga agar anak lelakinya bisa langsung menikah ketika pulang kampung.
Untuk memilih calon menantu, kecantikan dan ketampanan tidak berada di urutan nomor satu. Sebaliknya, orangtua Batak lebih mementingkan watak, perilaku, hingga pekerjaan.
Orangtua Batak akan sangat berhati-hati dalam melalui proses ini karena tidak ingin terjadi perceraian di kemudian hari pada pernikahan anak mereka. Dalam adat istiadat Batak, para orangtua merasa memiliki tanggung jawab memberikan nasihat dan pendapat terhadap pernikahan anak-anak mereka.
Maka dari itu, tahap pengenalan yang sangat mendalam akan dilakukan. Tak hanya itu, mereka juga mempertimbangkan pendapat beberapa pihak dalam menentukan calon menantu.
Editor: Komaruddin Bagja