Mengenal Seni Gorga, Lukisan Jiwa Suku Batak yang Penuh Makna Filosofis

JAKARTA, iNews.id - Sebagian orang mungkin belum banyak yang tahu mengenai seni Gorga. Seni tradisional ini sering dianggap sebagai lukisan jiwa Suku Batak.
Dilansir iNews.id dari Kemdikbud, Minggu (13/11/2022), Gorga adalah seni ukir dan pahat tradisional yang umumnya terdapat di dinding bagian luar dan depan dari rumah-rumah adat Batak
Ukiran atau pahatan ini terdiri dari berbagai bentuk dan memiliki arti filosofi khas suku Batak di setiap bentuknya. Gorga menjadi salah satu kesenian khas masyarakat Batak Toba yang hampir terancam punah. Berikut ini adalah ulasannya.
Gorga adalah ukiran yang dibuat dengan cara memahat kayu dan melukisnya dengan tiga macam warna, yakni merah, hitam, dan putih. Ketiga warna itu sering disebut sebagai tiga bolit. Gorga dibuat dari bahan kayu lunak yang mudah diukir atau dipahat.
Kayu ungil atau kayu ingul adalah salah satu pilihan yang tepat masyarakat Batak Toba dalam membuat seni Gorga. Kayu Ungil dipilih karena memiliki sifat yang kuat, tahan terhadap sinar matahari langsung, serta tahan dari terpaan air hujan.
Sehingga, kayu jenis ini tidak cepat rusak atau lapuk, mengingat Gorga biasanya terdapat pada luar rumah adat Batak.
Kayu Ungil yang dipakai untuk membuat seni Gorga juga biasa dipakai untuk pembuatan kapal di Danau Toba. Jenis kayu ini juga menjadi pilihan para pengrajin kayu di daerah Tuk-tuk.
Selain kayu ingul, pengrajin juga menggunakan kayu humbang. Gorga bagi masyarakat Batak bukan hanya sekedar hiasan. Namun, terdapat arti penuh makna pada setiap motifnya.
Oleh karena itu, Gorga sering disebut sebagai lukisan jiwa orang batak yang membuat atau yang memilikinya.
Arti di setiap motif mencerminkan falsafah maupun pandangan hidup orang Batak yang suka gotong royong, musyawarah, suka berterus terang, terbuka, dinamis dan kreatif.
Mengukir Gorga juga membutuhkan teknik khusus dan kesabaran serta kehati-hatian.
Melansir drai laman Tobaria, Boras Pati adalah makhluk seperti kadal atau cicak yang ukuran besar, bentuk ini juga sering disamakan dengan tokek. Jika dijumpai motif Boras Pati, artinya melambangkan kemakmuran dan kelimpahan saat panen.
Motif ini biasanya akan muncul dibarengi dengan gambar atau simbol payudara. Jika demikian, maknanya akan semakin kuat yakni melambangkan kesuburan bagi manusia karena terjadi kelimpahan saat panen.
Arti nama motif Gorga jenis ini adalah matahari. Maka bentuknya pun mengadopsi bentuk matahari yang diwujudkan dalam bentuk geometris.
Beberapa ciri yang mudah dikenali dalam motif ini adalah empat bulatan, bujur sangkar, serta jajar genjang. Sementara, filosofi atau makna dari motifnya sendiri adalah cerminan kesuksesan ataupun kemajuan.
Maka, saat ketika muncul Gorga motif Simata Ni Ari, diharapkan seseorang akan merasa hidup lebih terang. Pewarnaan karakternya memakai warna merah, putih, dan hitam.
Motif ini sering tampak sebagai hiasan tepi berbentuk gigi, meskipun pada kenyataannya tidak semua yang berada pada tepian memiliki bentuk tersebut.
Motif ini adalah bentuk geometris dari gigi ipon-ipon yang terlihat seperti segitiga sama kaki. Bentuknya menggambarkan hubungan alamiah antar manusia. Tetapi, motif ini juga memiliki makna sebagai simbol kemajuan.
Editor: Komaruddin Bagja