Adopsi Perkebunan Sawit Berkelanjutan, 2 Asosiasi Petani di Tapsel Terima Sertifikasi RSPO
“Sebelum program dimulai, produktivitas kelapa sawit di kebun petani sangat rendah yakni sekitar 10-13 ton per hektare dari potensi 24 ton per hektare karena belum diterapkannya praktik budidaya yang berkelanjutan,” ungkap Field Program Manager Konservasi Indonesia, Isner Manalu.
Pendampingan yang dilakukan secara konsisten sejak tahun 2018 kepada petani sawit mandiri dimulai dari program Good Growth Partnership (GGP), bekerjasama dengan UNDP dan pemangku kepentingan lainnya.
Petani memelajari praktik-praktik budidaya kelapa sawit lestari (Good Agricultural Practices/GAP) dan konservasi tanah dan air, sekaligus mengenal tentang sertifikasi, baik ISPO maupun RSPO.
“Hingga tahun 2020, pendampingan masih berfokus pada penerapan praktik budidaya berkelanjutan,” kata Isner.
Editor: Kastolani Marzuki