AKBP Achiruddin Nongkrong di Kafe Sebelum Pelimpahan Berkas, Kejaksaan: Kami Tidak Tahu

MEDAN, iNews.id - AKBP Achiruddin nongkrong di kafe sebelum pelimpahan berkas viral di media sosial. Dia terlihat santai tanpa borgol di tangannya.

Dalam kolase itu terdapat dua gambar. Gambar pertama merupakan tangkapan layar rekaman kamera pengintai yang memperlihatkan AKBP Achiruddin tengah duduk di sebuah kafe menggunakan kaos berkerah warna putih dengan bendera negara Argentina di bagian dadanya. Saat itu Achiruddin terlihat santai tanpa borgol di tangannya. 

Baca Juga

Viral Aksi AKBP Achiruddin Hasibuan Tepis Tangan Wartawan saat Rekam Pelimpahan Berkas 

Satu gambar lagi merupakan gambar setengah badan Achiruddin menggunakan baju serupa saat dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Medan beberapa waktu lalu. 

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, saat di konfirmasi belum mau berkomentar banyak. Ia justru meminta agar perihal unggahan itu ditanyakan ke jaksa penuntut umum (JPU).

Baca Juga

Anak AKBP Achiruddin Didakwa Pasal Berlapis

"Tanya ke JPU ya," kata Hadi. 

Sementara itu, Kepala Seksi Penerangan Hukum pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Yos A Tarigan mengaku pihaknya tidak mengetahui perihal unggahan kolase gambar yang terlanjur menjadi viral tersebut. 

Baca Juga

Berkas AKBP Achiruddin Hasibuan di Kasus Penganiayaan Lengkap, Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan

"Terkait sebelum dilimpahkan ke Jaksa, tentunya Tim JPU tidak mengetahui hal tersebut. JPU menerima tersangka di Kejari Medan saat tahap dua dan usai tahap dua langsung di tempatkan di Rumah Tahanan Negara (Rutan)," katanya.

AKBP Achiruddin merupakan mantan Kepala Pembinaan Operasional pada Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut. Achiruddin awalnya terseret kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya terhadap seorang mahasiswa. 

Baca Juga

Anak AKBP Achiruddin Diserahkan ke Kejari Medan, Dititipkan di Rutan Tanjung Gusta

Usai kasus penganiayaan itu, profil Achiruddin menjadi sorotan karena kekayaannya dinilai tak wajar. Belakangan dia disangkakan menerima gratifikasi dan melakukan pencucian uang dari praktik dugaan penimbunan solar ilegal di gudang yang berlokasi di dekat rumahnya.

Editor: Nani Suherni