Sekretaris Perusahaan Inalum, Mahyudin Ende, mengatakan Kelompok Ternak Magot Sari Lava Berdaya merupakan mitra penerima CSR yang diharapkan bisa dapat terus berlanjut dan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi mereka.
"Kami terus berupaya menimbulkan efek ganda (multiple effect) yang positif serta berkontribusi mensejahterakan masyarakat sekitar melalui program-program yang memandirikan dan menciptakan klaster-klaster masyarakat sejahtera, maju dan berdaya," katanya.
Para mitra penerima CSR dari Inalum, kata Mahyudin, akan terus dipantau. Inalum pun akan terus memberikan penguatan dan pelatihan kepada para mitra binaannya. Bahkan saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha mitra binaan Inalum yang naik kelas menjadi penopang kegiatan produksi di Inalum.
"Sudah ada 5 mitra binaan kita yang menjadi pemasok ke Inalum. Mereka memasok produk mereka untuk mendukung operasional bisnis Inalum," ucapnya.
Inalum, kata Mahyudin, menyasar sebanyak 125 mitra binaan dalam 5 tahun terakhir. Anggaran senilai Rp 141 miliar sudah dialokasikan untuk mitra binaan itu di dua lokasi kerja Inalum, yakni di pabrik peleburan di Kabupaten Batubara dan di pembangkit listrik milik Inalum di Kabupaten Toba.
“Sasarannya 125 mitra binaan, di mana jumlah tersebut meningkat tiap tahunnya. Untuk tahun 2023 jumlah anggaran CSR yang dialokasikan mencapai Rp 25 Miliar. Bantuannya berupa modal untuk alat usaha dan pelatihan,” ujarnya.
Tokoh Masyarakat Batubara, OK Irwansyah, mengatakan selain budidaya magot dan usaha lainnya, Inalum diharapkan dapat lebih memperluas pemberian manfaat CSR mereka untuk kegiatan hilirisasi industri aluminium di Kabupaten Batubara. Kegiatan hilirisasi aluminium ini diyakini akan lebih mampu mendorong perekonomian masyarakat sekaligus perekonomian daerah.
"Kalau industri aluminiumnya ada di sini, harusnya lebih mudah membangun industri hilirnya. Apalagi industri hilirnya sudah melibatkan masyarakat. Akan ada saling ketergantungan dan keterikatan. Nilai tambahnya akan makin kompleks dan memberikan efek perputaran ekonomi yang semakin kencang. Keberadaan Inalum juga akan lebih didukung masyarakat," kata Irwansyah.
Dia juga mendorong agar Inalum sebagai salah satu industri terbesar di Kabupaten Batubara, mampu mendorong proses digitalisasi bisnis para mitra binaannya. Sehingga produk mitra binaan bisa mendapatkan pasar yang lebih luas.
"Kalau hilirisasi produksi berjalan, kemudian pasarnya dibuka, pasti kita di Batubara ini akan melesat seperti di kawasan-kawasan industri di negara-negara maju," tuturnya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait