Deretan Fakta Unik Orang Utan Tapanuli Sumatera Utara, Bulu dan Kumis Jadi Perhatian

JAKARTA, iNews.id - Fakta Unik Orang Utan Sumatera Utara yang hidup di Ekosistem Batang Toru, Sumatera Utara. Orang utan ini bahkan resmi dinobatkan sebagai spesies baru pada bulan November 2017.
Orang utan merupakan salah satu satwa omnivora, namun mereka sebagian besar hanya makan tumbuh-tumbuhan, seperti buah-buahan liar, kulit pepohonan, dedaunan dan bunga. Minumannya adalah air yang mereka seruput dari lubang-lubang di pepohonan. Orang utan membuat sarang-sarangnya di atas pohon untuk tidur di malam hari serta beristirahat di siang hari.
Orang utan di Indonesia pada awalnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu orang utan Sumatera (Pongo abelii) dan orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Kemudian pada tahun 2017, ditemukan spesies baru yang diberi nama orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).
Secara fisik, orang utan Tapanuli mirip dengan orang utan Sumatera, tapi bulunya cenderung lebih lebat dan keriting. Dia juga punya kumis yang menonjol dengan bantalan pipi berbentuk datar.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan orangutan tapanuli sebagai spesies dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Penetapan Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
Melalui SK No.308/MENLHK/KSDAE/ KSA.2/4/2019 Tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia Tahun 2019-2029 yang diluncurkan 12 Agustus 2019, Pemerintah Indonesia juga telah menerbitkan rencana aksi pelestarian orangutan tapanuli sebagai target prioritas nasional.
Sebelum diumumkan sebagai jenis baru, sejatinya orang utan Tapanuli telah dikenal masyarakat setempat dan juga para peneliti orang utan di Sumatera. Tidak ada yang mengira bahwa spesies yang telah dipublikasikan lebih dari seabad ini merupakan jenis berbeda dari dua jenis orang utan yang ada di Indonesia.
Orang utan tapanuli hidup pada habitat sangat terbatas, pada areal sekitar 132.000 hektare di bentang alam Batang Toru dan beberapa habitat lain yang terus diteliti. Kondisi habitatnya juga terpisah, karena faktor alam maupun akibat pembangunan wilayah.
Perkiraan angka populasi orang utan Tapanuli masih menjadi perdebatan. Penelitian Nater et al pada tahun 2017 menyatakan orang utan Tapanuli sekitar 800 individu, sementara Kuswanda pada tahun 2018 memprediksi ada sekitar 495 hingga 577 individu.
Selanjutnya Pemerintah Indonesia dalam Dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK), jumlah populasi orang utan Tapanuli tahun 2019, berada di angka 577 hingga 760 individu, di habitat seluas 1.051,32 kilometer persegi yang tersebar pada dua metapopulasi. Lokasi tersebut yaitu Batang Toru Barat dan Batang Toru Timur atau Sarulla Timur.
Editor: Nani Suherni